Minggu, 17 Mei 2020


https://youtu.be/3nZ6nRfhXsI

Latihan kebugaran bisa dilakukan dengan menggunakan beban badan Kita sendiri, praktis tak usah mengeluarkan biaya begitu banyak. terpenting, kebugaran badan Kita tetap terjaga.... Silahkan untuk mencoba.

Create by Coach RK

Kamis, 14 Mei 2020

MACAM-MACAM PEREGANGAN


Stretching atau peregangan otot biasanya merupakan bagian dari pemanasan dan pendinginan bagi orang-orang yang berolahraga. Stretching dapat meningkatkan rentang gerak, fleksibilitas, sirkulasi, dan keberhasilan dari seluruh latihan Anda. Jenis olahraga yang berbeda membutuhkan jenis stretching yang berbeda juga. Oleh karena itu, mari kita lihat berbagai jenis stretching yang sesuai dengan program kebugaran tubuh Anda di bawah ini.
1. Stretching statis
Ini adalah jenis peregangan yang dilakukan dalam posisi yang cukup menantang, namun nyaman dalam jangka waktu tertentu, biasanya berkisar antara 10-30 detik. Peregangan statis adalah bentuk yang paling umum dari peregangan yang ditemukan dalam latihan kebugaran umum dan dianggap efektif untuk meningkatkan fleksibilitas keseluruhan.
Selain itu, banyak ahli yang menganggap bahwa peregangan statis jauh lebih bermanfaat dibandingkan dengan peregangan dinamis untuk meningkatkan rentang gerak dalam gerakan fungsional, termasuk olahraga dan kegiatan dalam kehidupan sehari-hari.
2. Stretching dinamis
Ini adalah peregangan yang dilakukan dengan bergerak melalui berbagai tantangan, tetapi nyaman untuk digerakkan berulang kali, biasanya hingga 10-12 kali. Meskipun dinamis, peregangan ini memerlukan koordinasi yang lebih tinggi dibandingkan peregangan statis. Peregangan ini sangat digemari oleh atlet, pelatih, instruktur dan terapis fisik karena manfaatnya dalam meningkatkan rentang fungsional gerak dan mobilitas dalam olahraga dan kehidupan sehari-hari.
3. Stretching pasif
Maksudnya pasif di sini adalah Anda menggunakan semacam bantuan dari luar untuk  membantu Anda mencapai peregangan. Bantuan ini bisa jadi merupakan berat tubuh kita, tali, gravitasi, orang lain, atau perangkat peregangan. Dengan peregangan pasif, Anda dapat mengendurkan otot dan mencoba melakukan peregangan, dengan bergantung kepada kekuatan eksternal untuk menahan Anda. Anda biasanya tidak harus selalu bekerja dengan sangat keras dalam peregangan ini, namun selalu ada risiko bahwa kekuatan eksternal akan lebih kuat dari Anda, sehingga itu dapat menyebabkan cedera.
4. Stretching aktif
Ini adalah peregangan otot yang melibatkan kontraksi otot yang bertentangan dengan apa yang Anda regangkan. Anda tidak menggunakan tubuh, tali, gravitasi,orang lain, atau perangkat peregangan seperti peregangan pasif. Dengan peregangan aktif, Anda mengendurkan otot yang akan Anda regangkan dan bergantung pada otot lainnya untuk memulai peregangan. Peregangan aktif dapat sangat menantang, karena kekuatan otot diperlukan untuk menghasilkan peregangan, namun ini berisiko rendah, karena Anda mengandalkan kekuatan sendiri dibandingkan dengan kekuatan ekstrenal.
5. Stretching isometrik
Dalam peregangan isometrik, Anda menolak peregangan dengan menarik otot ke posisinya. Misalnya, pasangan Anda memegang kaki Anda tinggi-tinggi saat Anda mencoba untuk menarik kaki ke arah yang berlawanan. Ini adalah peregangan dengan metode paling aman dan efektif untuk meningkatkan jangkauan sendi gerak, serta memperkuat tendon dan ligamen dengan tetap mempertahankan fleksibilitas mereka.
6. Proprioceptive Neuromuscular Facilitation (PNF)
Ini adalah jenis yang menggabungkan peregangan isometrik, statis, dan pasif untuk mendorong tingkat fleksibilitas yang lebih tinggi. Lakukan hal itu dengan meregangkan otot pasif; melakukan kontraksi secara isometrik melawan hambatan dengan posisi berbaring; dan melakukan peregangan pasif melalui peningkatan jangkauan yang dihasilkan dari gerakan. Ini merupakan bentuk lanjutan dari pelatihan fleksibilitas yang juga membantu dalam meningkatkan kekuatan.
Yang mana jenis stretching yang paling baik?
Sebagian besar peregangan yang Anda lihat dan lakukan adalah peregangan statis-pasif. Peregangan statis-pasif adalah peregangan yang paling umum dan paling mudah untuk dilakukan. Jika dijalankan dengan teknik yang baik, peregangan ini efektif dalam meningkatkan fleksibilitas dan jangkauan gerak.
Sebagian besar ahli sekarang setuju bahwa stretching yang terbaik untuk dilakukan adalah peregangan dinamis-aktif. Peregangan tersebut meminta Anda untuk menggunakan dan membangun kekuatan Anda sendiri saat bergerak melalui peregangan. Mereka lebih bermanfaat untuk meningkatkan gerakan fungsional yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan olahraga. Selain itu, karena peregangan tersebut berorientasi pada gerakan, maka ia dapat membantu menghasilkan panas yang dapat membuat otot lebih lentur. Akhirnya, bukti menunjukkan bahwa karena peregangan dinamis-aktif membutuhkan aktivasi dan kontraksi otot, maka otot-otot yang menegang dipicu untuk lebih bersantai.
Create by Coach RK

PEREGANGAN SEBELUM BERAKTIFITAS

MANFAAT DAN TUJUAN PEREGANGAN
Peregangan otot atau biasa disebut stretching merupakan cara terbaik untuk mendapatkan otot yang lentur dan fleksibel. Menurut dr. Rio Aditya, peregangan otot juga mampu meningkatkan mobilitas dan membuat Anda terhindar dari risiko nyeri sendi akibat Patellofemoral Pain Syndrome (PFPS).
Tak hanya itu, Mayo Clinic menyebutkan bahwa peregangan otot sebelum olahraga juga bisa mendatangkan berbagai manfaat berikut ini:
1.    Sirkulasi darah lebih optimal
Peregangan meningkatkan aliran darah ke otot di tubuh Anda. Darah tersebut mengalir dengan membawa makanan, dan menyingkirkan sesuatu yang "jahat" di jaringan otot. Sirkulasi darah yang optimal dapat membantu mempersingkat waktu pemulihan jika Anda mengalami cedera otot saat berolahraga.
2.    Postur tubuh yang lebih baik
Peregangan membuat otot di tubuh lebih lentur dan fleksibel, sehingga Anda dapat memiliki postur tubuh yang lebih baik. Postur yang baik dapat memperkecil rasa tidak nyaman dan mencegah rasa sakit di saat apapun.
3.    Pelepas ketegangan
Peregangan melemaskan otot yang kencang dan tegang, yang sering menyertai saat olahraga.
4.    Koordinasi tubuh meningkat
Mempertahankan berbagai gerakan melalui sendi membuat Anda lebih seimbang. Koordinasi dan keseimbangan tersebut akan membantu Anda tetap bergerak aktif, sehingga risiko terjatuh atau cedera bisa tetap minimal meski usia terus bertambah.
bagaimana cara melakukan peregangan
Sangat penting untuk berlatih teknik peregangan yang benar. Dengan begitu, Anda tidak akan cedera dan manfaat dari peregangan itu sendiri bisa benar-benar terasa.
Lantas, bagaimana cara melakukan peregangan yang baik dan benar?
Pegang setiap regangan setidaknya selama 30 detik. Tahan regangan Anda, setidaknya selama 30 sampai 60 detik untuk otot atau area yang berpeluang tinggi untuk cedera.
Lakukan setidaknya selama 10 menit. Berdasarkan penjelasan dr. Rio, 10 menit adalah waktu paling sebentar bagi setiap orang untuk melakukan peregangan.
Fokuslah pada peregangan yang tidak membuat Anda sakit. Jika merasa sakit saat melakukan gerakan peregangan, itu artinya Anda sudah terlalu berlebihan dalam melakukannya.
Relaks dan bernapas lega. Jangan menahan napas saat Anda melakukan gerakan peregangan.
Regangkan kedua sisi tubuh. Pastikan rentang gerak sendi Anda bersejajar pada tiap sisi tubuh Anda.
Lakukan sebelum dan sesudah olahraga. Peregangan tak hanya dibutuhkan sebelum olahraga, tetapi setelahnya juga. Kedua hal tersebut memiliki tujuan yang sama: mencegah terjadinya cedera pada otot di tubuh Anda.
Percayalah bahwa peregangan otot merupakan tindakan yang tidak membawa kerugian sama sekali. Selama dilakukan dengan baik dan benar, atau setidaknya sesuai dengan tips di atas, peregangan tentu akan membuat tubuh Anda lebih nyaman dan siap untuk melakukan tiap gerakan pada jenis olahraga yang hendak Anda lakukan.

Create, Coach RK

Selasa, 12 Mei 2020

Latihan Kebugaran Sederhana




6 Bentuk Latihan Kebugaran Jasmani Agar Tubuh Bisa Terus Produktif

Selain memperbaiki kualitas tidur, kamu juga perlu melakukan latihan jasmani agar tubuh tidak hanya memiliki kadar zat yang seimbang, tetapi juga kuat.
Berikut ini beberapa bentuk latihan yang bisa kamu coba:

1 Latihan dengan Mengandalkan Berat Tubuh (Bodyweight Exercise)
Selama latihan, suhu tubuh kamu akan mengalami peningkatan. Untuk memulihkan ke temperatur semula, tubuh memerlukan waktu hingga satu setengah jam.
Beberapa latihan yang bisa kamu coba diantaranya:

Plank.
Latihan ini sangat sederhana. Kamu hanya perlu telungkup seperti akan melakukan push up. Tetapi, gunakan siku sebagai tumpuan. Pastikan kedua siku berada di bawah bahu dan tubuh membentuk garis lurus. Kamu cukup melakukannya selama 30 detik sampai 2 menit.
Push up. Lakukan push up sebanyak 2 set. Tiap set terdiri dari 10 repetisi. Tiap set diberi jeda 1 menit untuk beristirahat. Kamu tidak perlu memaksakan push up terlalu banyak. Jika baru saja mulai, kamu hanya perlu konsisten.

Sit up.
Sama halnya dengan push up, lakukan latihan dengan 2 set berisi 10 repetisi tiap setnya. Lakukan hal ini secara rutin.
Squat. Gerakan ini melatih tubuh bagian bawahmu, terutama area belakang. Cara melakukannya mudah, berdirilah dengan merenggangkan kaki selebar bahu, lalu tarik tangan ke depan. Selanjutnya, turunkan lutut perlahan serendah mungkin. Tetapi usahakan lutut tidak lebih maju dari jari kakimu.

2 Latihan Pernapasan
Untuk melatih pernapasan, pertama-tama, rilekskan dulu tubuhmu. Kamu bisa melakukannya dengan berdiri tegap atau berbaring. Hal ini agar tulang belakangmu dalam posisi netral.
Selanjutnya, tarik napas (napas perut) dalam-dalam. Pernapasan ini menggunakan bagian bawah diafragma sehingga bagian perut yang mengembang, bukan dada.
Tarik napas selama 3 hitungan, kemudian tahan napas sebanyak 2 hitungan. Setelahnya, keluarkan napas secara perlahan dalam 4 hitungan. Kamu juga bisa mengganti hitungan manual dengan hitungan detik.
Usahakan latihan ini dilakukan dalam keadaan tenang dan rileks. Jangan melakukannya sambil menonton TV atau bermain media sosial.

3 Sesekali Cobalah Yoga
Yoga adalah latihan yang melatih tubuh dengan ritme dan posisi tertentu. Olahraga ini membuat tubuh lebih rileks dan seimbang. Yoga bisa kamu lakukan sebelum tidur.

 4 Latihan Visualisasi
Latihan visualisasi dapat melatih fokus kamu. Terlihat sederhana, nyatanya latihan ini perlu pembiasaan agar bisa dilakukan dengan lancar.
Latihan visualisasi dilakukan dengan memvisualisasikan pikiran pada hal-hal yang menyenangkan, seperti menghapus hal-hal kotor di dalam pikiran.

5+ Jenis Olahraga Malam yang BOLEH Kamu Lakukan!
 Latihan ini bisa kamu lakukan selama 3 sampai 5 menit. Tetapi, kamu bisa menambah durasi jika telah terbiasa.
Bayangkan hal-hal yang membuatmu tenang, seperti pantai dengan pasir putih dengan air sebening kristal atau masa kecil yang menyenangkan. Ingat, setiap orang punya definisi sendiri untuk menggambarkan hal-hal itu.

5 Meditasi
Meditasi adalah proses aktif yang bermanfaat jika dilakukan dengan benar. Tentu berbeda, ya, antara meditasi dan melamun.
Kamu bisa melakukan meditasi dengan tujuan tertentu, seperti untuk relaksasi atau mengurangi stres. Kamu juga harus mengosongkan pikiran dan fokus pada irama napas maupun detak jantungmu.

 6 Lakukan Streching atau Peregangan
Stretching bertujuan untuk meregangkan kumpulan otot agar kembali rileks dan elastis. Saat tubuh dalam posisi meregang, tariklah nafas dan keluarkan napas saat bergerak. Aturlah napas dengan teratur.
Lakukan peregangan dari tubuh bagian bawah ke atas atau sebaliknya. Peregangan acak tidak disarankan karena menyebabkan peredaran darah tidak teratur.

Olahraga Sebagai Investasi
Latihan kebugaran bisa dilakukan kapan saja. Jika tidak sempat di rumah, kamu bisa melakukannya di kantor dengan memanfaatkan peralatan yang ada, seperti naik turun tangga, plank, atau squat.
Olahraga adalah bentuk investasi agar tubuh selalu produktif. Dalam sehari, minimal kamu harus menyisihkan waktu 30 menit untuk melakukan latihan ringan.

Menjaga Kebugaran part #2




MENJAGA KESEHATAN TUBUH AGAR TETAP BUGAR
Kebugaran merupakan harta yang tak ternilai harganya. Oleh sebab itu agar tetap bugar orang rela melakukan apa saja. Segala cara yang dilakukan baik yang bernilai medis maupun non medis, dari yang logis hingga yang bernuansa supernatural adalah beragam usaha yang dilakukan oleh banyak orang dari berbagai kalangan untuk senantiasa bugar atau mendapatkan kembali kebugarannya.
Sering juga cara yang dilakukan menghabiskan banyak biaya dan bahkan juga tak jarang menabrak aneka norma dan logika. Tetapi sebenarnya menjaga diri untuk tetap bugar tidaklah sulit, dan kadangkala juga tidak memerlukan biaya sama sekali.
Cara menjaga kebugaran agar tidak mudah sakit pun sering dicari oleh orang yang memiliki sedikit mobilitas. Oleh sebab itu sangat penting bagi kita untuk memperhatikan kebugarannya.
Berikut ini ada beberapa cara menjaga kebugaran tubuh yang dapat kita jadikan rujukan agar tubuh tetap fit dan sehat serta senantiasa bahagia dalam menjalani hidup.
Untuk mendapatkan kebugaran dan kesehatan tubuh, Anda tidak perlu bersusah payah mendatangi pusat kebugaran.
Kebugaran dan kesehatan tubuh bisa Anda lakukan di rumah sendiri. Berani mencoba ?
Jangan lupa sebelum melakukan gerakan-gerakan inti, berdo'a terlebih dahulu kemudian lakukan peregangan dan pemanasan.
Lakukan 5 gerakan olahraga ini di rumah:
1.  Lutut multi arah 2 menit
Description: image.jpg
Description: image.jpg
Description: image.jpg
Setelah melakukan pemanasan, Anda berdiri dengan membuka kaki selebar pinggul.
Kemudian, gerakkan satu kaki ke depan, lalu kembali ke posisi semula. Lakukan gerakan kaki itu ke belakang, ke samping kiri dan kanan.
Ulangi gerakan selama satu menit. Kemudian gerakan sama untuk kaki lainnya.
2. Push-up 1 menit
Description: image.jpg
Letakkan tubuh depan Anda sejajar lantai. Tahan perut Anda dan letakkan tangan selebar bahu. Posisi kaki lurus.
Kemudian gerakkan tangan mendorong ke atas. Kemudian, turunkan lengan hingga tertekuk 90 derajat.
Lakukann gerakan ini berulang-ulang. Jika Anda tidak kuat dengan posisi kaki lurus, Anda dapat meletakkan lutut di lantai.
3. Half Squats 1 menit
Description: image.jpg
Description: image.jpg
Description: image.jpg
Half Squat (Experience Life)
Berdiri dengan kaki Anda terbuka selebar pinggul dan dorong pantat Anda ke bawah seolah-olah duduk di kursi, posisi kaki menekuk ke dalam.
Kemudian diam sejenak. Setelah itu, kembali ke berdiri, mendorong pinggul ke atas. Lalu,  ulangi lagi gerakan itu berkali-kali.
Anda juga bisa mengikatkan tali di sekitar lutut untuk menjaga kekuatannya.
4. Chair dips 1 menit
Description: image.jpg
Description: image.jpg
Description: image.jpg
Chair dips (Pinterest)
Gerakan ini memakai kursi berbantalan keras. Letakkan telapak tangan Anda di tepi kursi dan posisi kaki lurus. Badan membelakangi kursi.
Kemudian gerakkan badan Anda ke depan, tahan tubuh menggunakan lengan Anda. Lalu, perlahan-lahan turunkan bokong Anda ke lantai, tekuk lengan Anda. Angkat dan ulangi lagi.
5. Three way plank 1,30 menit
Description: image.jpg
Description: image.jpg
Side elbow plank (Pinterest)
Posisi tubuh lurus di lantai, seperti posisi push up. Letakkan kedua tangan hingga siku di lantai.
Angkat berat tubuh Anda ke lengan lurus, sambil menarik otot perut Anda. Tahan selama 30 detik.
Setelah itu, lakukan gerakan denga posisi menyamping. Putar tubuh Anda ke satu sisi. Pindahkan berat tubuh ke satu lengan yang ditekuk sebatas siku. Lalu tahan selama 30 detik.
Kemudian putar dan lakukan sisi yang lain. Lakukan gerakan ini selama enam menit. Ulangi hingga dua-tiga kali gerakan.
Setelah melakukan semua gerakan olahraga tersebut, jangan lupa Anda harus melakukan pendinginan. (RK)

Senin, 11 Juni 2018

MEMPERBAIKI GERAK DASAR LARI DENGAN KARDUS


Masih dengan media yang sangat sederhana yaitu KARDUS, Kita dapat memperbaiki teknik dasar Lari Siswa-siswi, Lari merupakan gerak dasar yang sering Kita lakukan dalam sehari-hari. banyak anak-anak Kita dalam berlari sering melakukan gerakan-gerakan yang kurang benar, yaitu cara mengangkat lutut, mengayun kaki bahkan dalam mendaratkan telapak kaki. Gerakan yang kurang benar akan menjadi suatu hambatan gerak bahkan dapat mengakibatkan cedera, disinilah faktor yang penting sebagai Guru juga Pelatih untuk memperbaiki sedini mungkin agar para Siswa tidak selalu melakukan gerakan-gerakan yang kurang tepat sehingga menjadi suatu kebiasaan yang buruk (Habit).

MEDIA KARDUS MEMPERBAIKI TEKNIK GAYA JONGKOK DALAM LOMPAT JAUH


MEDIA KARDUS SEBAGAI SOLUSI KETERBATASAN PRA SARANA

Kita sering mengeluhkan tentang sarana dan prasarana yang sangat terbatas, padahal disekitar Kita banyak benda-benda yang menurut Kita terbuang. Tetapi dengan kreatifitas dan kemauan yang tinggi serta niat yang baik akan selalu menemukan jalan untuk keluar dari keluhan tadi. Media yang sederhana mampu untuk membantu siswa dan siswi untuk memperbaiki teknik dasar Lompat Jauh Gaya Jongkok, KARDUS lah yg menjadi jawabannya.

Senin, 30 April 2018

MACAM-MACAM GAYA PELATIH DALAM MELATIH

Sebagai pelatih juga harus mengenal masalah Gaya Melatih. Ada 3 gaya melatih yaitu gaya komando (command style), gaya terserah ( submissive style), dan gaya kooperatif ( cooperative style ). Tetapi banyak pelatih yang memiliki kecendrungan untuk mengarah kepada salah satu dari ketiga gaya melatih tersebut.

1. Bagaimana Gaya Komando ( Command style) 
Disini komunikasi antara pelatih dan atlet hanya satu arah. Gaya memerintah dimana pelatih sendiri yang membuat keputusan. Peran atlet hanya merespon perintah-perintah pelatih. Asumsi dibalik peran ini adalah karena pelatih lebih tahu dan lebih berpengalaman sehingga peran pelatih adalah memerintah apa yang harus dilakukan atlet. Pemain disini berperan sebagai pendengar dan pengingat dan penurut.
2. Bagaimana dengan Gaya Terserah ( Submissive style) 

Peran pelatih disini tidak banyak membuat keputusan atau sedikit mungkin. Mulai dari cara memberikan pola dan instruksi pelatih sangat sedikit, pengarahan sangat minim untuk beraktivitas dan membatasi permasalahan hanya bilamana benar-benar dibutuhkan. Ini bisa disebabkan pelatih dengan gaya ini kemungkinan kurang memiliki kemampuan untuk memberikan instruksi atau penjelasan dan pengarahan. Bisa juga karena malas untuk memenuhi tantangan dari tanggung jawabnya sebagai pelatih atau sangat tidak mengerti arti dari pelatih. Pelatih dengan gaya ini tidak lain hanya sekedar pengasuh dan biasanya bukan pengasuh yang baik.

3. Bagaimana dengan Gaya Kooperatip 
Pelatih dengan gaya ini memberikan kesempatan kepada atlet untuk memberikan keputusan bersama. Komunikasi disini terjadi dua arah. Walaupun mengetahui tanggung jawabnya untuk memberikan pengarahan dan memimpin untuk mencapai tujuannya, pelatih dengan gaya ini mengerti bahwa atlet tidak akan menjadi dewasa yang bertanggung jawab tanpa belajar membuat keputusan.

Gaya mana yang paling baik ?
Nah tinggal pilih, gaya mana yang paling baik. Apakah gaya memerintah atau gaya terserah atau gaya kooperatip ? Sebaiknya tidak memilih gaya terserah. Sedangkan gaya memerintah sudah lama dikenal dan paling sering digunakan oleh pelatih professional. Banyak pelatih pemula yang meniru gaya ini karena hanya melihat gaya pelatih professional yang menerapkanya. Atau juga sebagai mantan atlet melihat contoh gaya pelatih yang dulu melatihnya. Tetapi sebagian pelatih mengadopsi gaya ini karena dapat menyembunyikan keraguan mereka terhadap kemampuan mereka sendiri. Bilamana atlet tidak diijinkan bertanya, bilamana mereka dapat menghindar dari harus menjelaskan mengapa mereka melatih dengan cara mereka sendiri, maka kelemahan mereka tidak akan terungkap atau itulah yang mereka kira !

Sepintas gaya komando terlihat efektif. Karena atlet harus terorganisasi. Tidak dapat diatur secara efektif sebagai peserta demokrasi. Gaya komando dapat menjadi efektif bilamana pelatih menjadikan kemenangan sebagai tujuan utama dan bilamana gaya otoriternya tidak mematahkan semangat/motivasi para atletnya. Atlet bermain bukan karena secara naluri termotivasi, tetapi atlet bermain untuk pujian pelatihnya atau menghindar dari marahnya pelatih sehingga tidak kena hukuman. 
Gaya komando menghalangi atlet menikmati olahraganya sendiri. Sedangkan Keberhasilan adalah milik Pelatih bukan milik Atlet.
Gaya komando tidak sejalan dengan tujuan atlet terlebih dahulu dan kemenangan tujuan kedua. Bila tujuannya untuk membantu pertumbuhan anak anak muda secara fisik, phisiologi dan social memalui olahraga, bilamana tujuannya adalah membantu anak anak muda menjadi mandiri maka gaya komando bukanlah gaya seharusnya digunakan
Kelebihan gaya kooperatif memberikan kesempatan atlet membuat keputusan bersama dan mendahulukan kepentingan atlet, dimana kemenangan sebagai tujuan kedua. Bukan berarti jika mengadospi gaya kooperatif akan meninggalkan tanggung jawab sebagai pelatih atau mengijinkan atlet melaklukan semaunya.
Harus disadari menjadi atlet yang baik bukan sekedar memiliki keahlian mempelajari gerakan/ketrampilan baru. Atlet harus dapat menghadapi tekanan, bisa beradaptasi dengan perubahan situasi dan mengahadapi perbedaan pendapat secara rasional sesuai kondisi saat itu, disiplin dan menjaga konsentrasi agar dapat melakukan yang terbaik,
Perilaku ini harus dipelihara terus menerus melalui pelatih gaya kooperatif. Pendekatan cara kooperatif dapat memberikan kepercayaan lebih kepada atlet.
Atlet termotivasi bukan karena takut ke pelatih tetapi atas kemauan untuk kepuasan diri. Oleh karena itu gaya kooperatif hampir selalu lebih menyenangkan atlet.
Gaya kooperatif ini harus ada konsekuensinya bagi pelatih. Harus memiliki keahlian lebih. Pelatih dengan gaya kooperatif lebih melatih secara individu dari pada dengan gaya memerintah. Ada kemungkinan saat-saat tertentu harus mengorbankan kemenangan demi kebaikan atlet. Makin banyak pengalaman pelatih-pelatih, makin mudah membuat keputusan kapan harus menggunakan gaya melatih yang tepat.

Create by Coach RK

Pembinaan Pemain Muda Berkelanjutan


Membangun fondasi pembinaan sepakbola usia dini yang lebih kokoh untuk mempersiapkan masa depan sepakbola indonesia

Pendahuluan : perkembangan sepakbola usia dini atau grass roots (s/d jenjang usia 12 tahun) di indonesia begitu pesat perkembangannya, kegiatan latihan dan pertandingan diadakan dimana-mana, sekolah sepakbola (ssb) atau akademi sepakbola (as) tumbuh subur di tanah air, membangun fondasi sepakbola Indonesia. Begitu semaraknya kegiatan sepakbola usia dini, ada yang diorganisir sendiri oleh ssb dan as bersangkutan, asosiasi, liga, pengcab, pengprov dan pssi, serta pihak lain yang peduli terhadap pemain usia dini, dengan menyelenggarakan berbagai kegiatan seperti latihan rutin, mitra tanding, festival sepakbola, coaching clinic, festival pelatihan sepakbola usia dini (grassroots football festival), seleksi pemain, workshop atau seminar, dll. Ada pula yang diselenggarakan oleh perusahaan besar, klub dan organisasi penyelengara dari eropa atau klub dari amerika latin, yang melakukan berbagai kegiatan seperti menyelenggarakan festival, kamp latihan, coaching clinic (termasuk oleh bintang sepakbola ternama), serta membuka ssb atau as di indonesia. Dalam kegiatan festival sepakbola internasional, tim yang mewakili indonesia bisa menunjukan prestasi membanggakan, ada pengamat asing yang mengatakan “tim indonesia dan pemainnya memiliki bakat bagus.” Ungkapan itu membuat kita percaya bahwa dimasa depan, indonesia akan memiliki banyak pemain handal dan akan memiliki kesebelasan nasional tangguh yang dapat berprestasi di arena pertandingan internasional. Saat memasuki jenjang pemain usia muda(14 tahun keatas), bakat dimilikinya masih cukup untuk bersaing, tetapi ketika menginjak usia senior,ternyata bakat yang dimilikinya belum cukup untuk bisa bersaing di arena pertandingan internasional. Hal tersebut tentu harus dicari tahu apa penyebabnya? Kemudian cari cara pemecahannya!,supaya bisa menjaga kesinambungan prestasi berjenjang. Upaya perbaikan harus mulai dilakukan sejak sekarang, dengan terlebih dahulu mengidentifikasi semua cara penanganan selama iniapakah sudah benar? Dan bila ada yang kurang benar dilakukan selama ini,lakukan segera perbaikan dan mulai dari yang mudah untuk dilaksanakan. Menangani pemain usia dini : menangani pembinaan pemain usia dini atau dalam bahasa kerennya grassroots, merupakan usia emas dari rangkaian pembinaan sepakbola yang berjenjang, tidaklah sama dengan menangani pemain usia muda apalagi usia senior. Pemain di usia ini harus dibimbing hati-hati sesuai tingkat usianya. Dalam jenjang ini mereka mulai diperkenalkan kepada teknik dasar sepakbola dengan baik dan benar, atau teknik dasar yang diberikan tidak boleh salah, karena bila salah hal itu bisa akan terus terbawa sampai usia muda dan usia senior. Pembinaan sepakbola usia dini bisa juga diartikan akar rumput, pembinaan dasar atau pembinaan awal dari rangkaian pembinaan jangka panjang, kini bertambah marak, dengan berbagai macam kegiatan yang dilakukan banyak pihak yang peduli sepakbola usia dini, fenomena tersebut diyakini sebagai indikasi akan datangnya kemajuan sepakbola indonesia di masa depan. Kemajuan dimaksud akan datang lebih cepat bila semua kegiatan diatur dalam sebuah sistem jaringan, yang terintegrasikan dan kalender tetap disetiap tahunnya, serta menginduk ke badan otoritas sepakbola nasional (pssi). Karena selama ini berbagai kegiatan itu dilakukan sendiri-sendiri seperti tanpa ada hubungan satu sama lain, kecuali beberapa diantaranya sudah mulai melakukan kolaborasi dalam kegiatannya. Dimasa datang tampaknya semua kegiatan sepakbola usia dini harus dilakukan secara terintegrasi, terpadu, bertahap dan berkesinambungan tanpa terputus-putus disepanjang tahun, supaya berjalan lebih baik dan akan lebih meyakinkan kita akan datangnya kemajuan sepakbola di tanah air dalam waktu tidak lama lagi. Apalagi bila didukung sebuah pusat data base pemain dari badan otoritas sepakbola nasional, sehingga perkembangan sepakbola usia dini yang dilakukan banyak pihak di berbagai daerah, bisa terekam jejaknya dengan baik, dalam sebuah bank data pemain, tempat menyimpan rekam jejak prestasi pemain di semua kegiatan sepakbola, yang akan memudahkan pemanduan bakat pemain atau merekrut pemain kesebelasan nasional disegala jenjang usia. Pembinaan pemain usia dini merupakan fondasi pembinaan pemain di jenjang awal, sebelum memasuki jenjang pemain usia muda 14 tahun keatas, dilanjutkan sampai dengan pembinaan pemain senior 19 tahun keatas. Bila fondasinya kokoh di jenjang pembinaan pemain usia dini ini tentu ia akan bisa menopang jenjang pembinaan diatasnya, tetapi bila fondasinya belum kokoh tentu saja belum bisa menopang jenjang pembinaan diatasnya. Seperti yang terjadi sekarang pembinaan pemain usia dini yang sudah lama begitu semarak sejak akhir abad 20, sampai saat ini belum bisa menghasilkan pemain handal didalam membentuk kesebelasan nasional tangguh yang dapat berprestasi di arena pertandingan internasional, karena saat itu mungkin belum ada arena pertandingan internasional yang dapat diikuti oleh para pemain usia dini seperti sekarang. Berbeda dengan sekarang dalam dekade kedua abad ke 21 ini, banyak sudah anak-anak pemain usia dini mengikuti kegiatan di arena pertandingan internasional, seperti mengikuti dan berprestasi diberbagai festival sepakbola usia dini di luar negeri, kemudian mengikuti festival pelatihan sepakbola bagi pemain usia dini (grassroots footbal festival), mengikuti kamp latihan sepakbola di luar negeri, mengikuti coaching clinic yang dipandu oleh pemain kenamaan dunia, mudah-mudahan dapat terasa hasilnya sepuluh tahun kedepan, dengan melahirkan pemain handal dan membentuk kesebelasan nasional tangguh yang dapat berprestasi di arena pertandingan internasional. Saatnya sekarang bagi para pembina untuk mengevaluasi kembali cara membina pemain usia dini, yang sementara ini sudah dianggap baik, kemudian ditingkatkan lagi agar menjadi jauh lebih baik dari sebelumnya. Yang perlu dilakukan sekarang bila ingin memperkokoh fondasi pembinaan sepakbola usia dini adalah bekerja dengan lebih sistematis, terarah, meningkatkan bobot latihan dan cara menangani pemain usia dini, dengan menggunakan atau memperhatikan berbagai panduan sebagai acuan, dasar dan mode untuk melakukan kegiatan pembinaan pemain, dari berbagai sumber yang berasal dari buku, media, internet. Seminar, workshop, pelatihan, coaching clinic, penyegaran dan kursus pelatih yang diadakan badan otoritas sepakbola. Lakukanlah dengan mulai merujuk kepada panduan-panduan seperti panduan fifa tentang grassroots, 2012, bagi pelatih, pengurus atau ofisial dan termasuk orang tua. Panduan dari afc, vision asia-vision indonesia tentang grassroots. Panduan dari pssi tentang kurikulum & pedoman dasar sepakbola indonesia, khususnya yang diperuntukan bagi pemain usia dini, atau panduan pssi lainnya, seperti tentang fase pembinaan pemain, termasuk bagi pemain usia dini sebagaimana diatur dalam peraturan organisasi (po) tentang kompetisi, kurikulum & pedoman dasar sepakbola indonesia, serta silabus kurikulum dan materi kursus pelatih lisensi d. Kemudian bisa dijadikaan panduan pula seperti tentang kriteria latihan kelompok usia (seperti yang tercantum dalam c licence coaching award, afc-pssi), manual bppum pssi, peraturan permainan khusus pemain berusia 10 dan 12 tahun, tentang campfestival sepakbola usia dini dan festival pelatihan sepakbola usia dini (grassroots football festival) serta fifa fair play. Panduan-panduantentang menangani pemain usia dini : fifa grassroots atau pembinaan pemain usia dini sampai dengan usia 12 tahun, dengan filosofi sepakbola usia dini (philosophy of grassroots football) adalah : 1. Sepakbola untuk semua orang, sepakbola dapat dimainkan dimana saja tanpa membedakan usia, gender, kepercayaan, etnik, latar belakang sosial dan tingkat kebugaran. 2. Sebagaimana disebutkan diatas, bahwa sepakbola dapat dimainkan dimana saja. Program usia dini fifa membawa sepakbola untuk usia 6 sampai 12 tahun di seluruh dunia. 3. Sepakbola adalah sebuah sekolah fair play seumur hidup, semangat bekerjasama, pertemanan merupakan sedikit dari banyak nilai yang didapatkan dari sepakbola. 4. Hal tersebut juga untuk kesenangan yang merupakan hal terpenting dalam pelatihan sepakbola, serta mengajarkan permainan bukan kemenangan dalam semua tujuan. 5. Biarkan anak-anak diberikan kebebasan saat bermain sepakbola yang diperuntukan bagi pesepakbola usia dini agar bergairah dan mendapatkan penghargaan. Dalam vision asia yang diterjemahkan menjadi vision indonesia, grassroots foundation atau fondasi usia dini adalah salah satu program penting diantara 11 elemen pengembangan program. Dalam vision indonesia fase usia dini dibagi dua jenjang usia, yaitu jenjang usia 6-10 tahun dan 11-13 tahun. Program kerja pada phase 1, phase gembira (6-10 tahun) : 1. Sosialisasi pengetahuan dasar bermain sepakbola. 2. Promosi dan pengenalan permainan sepakbola gembira (fun football). 3. Mempromosikan program pplp. Program kerja pada phase 2, fase fondasi (11-13 tahun): 1. Membentuk keahlian dasar bermain sepakbola. 2. Festival kota, antar sekolah dasar dan atar ssb. 3. Festival nasional antar pengprov. 4. Pemanduan bakat untuk pplp. 5. Pembentukan tim nasional u13. Sebagaimana tercantum dalam po pssi tentang kompetisi, fase-fase pembinaan sepakbola dibagi dalam 4 fase, dimana untuk pemain usia dini masuk dalam fase hiburan (fun phase) usia 6 s/d 10 tahun dan fase pembentukan (foundation phase) usia 11 s/d 13 tahun. Para pemain diberikan dasar pergerakan dan kemampuan berkoordinasi melalui permainan dan mengeluarkan segala kemampuan fisiknya dan diajarkan kegiatan-kegiatan melalui pergerakan secara melebar. Karakteristik pemain dalam fase hiburan, senang bergerak, tidak ada perubahan otot secara menyeluruh, konsentrasi singkat, sensitifitas tinggi, kuat memiliki figur idola pemain, perubahan secara individual pertumbuhan dan secara fisik. Pertimbangan dalam fase hiburan, belajar untuk menikmati permainan sepakbola, memberi materi-materi dasar, mengajarkan kemampuan dasar-dasar, menciptakan model aturan seperti baik, bersahabat, fair play. Etika menghormati lawan, petugas pertandingan dan mempromosikan fair play. Latihan untuk usia ini tidak harus mencontoh latihan orang dewasa, tetapi disesuaikan dengan keperluan pemain itu sendiri. Dalam fase pembentukan, usia ini merupakan usia emas untuk belajar berhubungan dengan motorik pengembangan pemain, keahlian dasar bermain sepakbola yang harus ditetapkan pada usia dini. Karakter pemain dalam fase pembentukan, pengembangan variasi dan kemampuan motorik, kemampuan untuk belajar keahlian/pengetahuan baru. Pengenalan diri, orang tua dan pelatih. Pertimbangan dalam fase pembentukan, mencontohkan teknik latihan yang benar dan sering berlatih. Ajarkan kemampuan teknik sistematis. Bantu mereka untuk independen dan menerima tanggung jawab atas tindakannya. Ciptakan model aturan yang benar. Menghargai mereka atas setiap usaha dan kerja keras. Menanamkan kepada mereka untuk selalu menghargai hasil pertandingan baik itu menang maupun kalah. Pengembangan skill lebih penting daripada pertandingan. Motivasi mereka untuk dapat bermain disegala posisi. Fase gembira dan fase dasar (grassroots fun phase and fundation phase) sebagaimana tercantum dalam silabus kurikulum dan materikursus pelatih lisensi d, antara lain adalah (pendahuluan) mata pelajaran yang membahas tentang tahap-tahap latihan di usia 13 tahun kebawah, dimana tahap-tahap tersebut adalah tahap senang bermain dan tahap perkembangan dasar. Untuk itu pelatih perlu mengetahui tahapan di usia tersebut agar proses latihan dapat tercapai. (tujuan) memiliki pengetahuan tentang grassroots fase senang dan fase fondasi dalam sepakbola sesuai tahap tersebut. (materi) terdiri dari dua bagian, fase senang (6-10 tahun) dan fase fondasi (11-13 tahun). Peranan pelatih: 1. Memberikan anak-anak pengalaman positif, melalui dukungan dan dorongan semangat yang diberikan pelatih, terpenting untuk disadari bahwa anak-anak jangan pernah dibiarkan tak terlindungi terhadap harapan-harapan yang tidak realistis. 2. Peranan pelatih untuk memikat lebih banyak anak-anak pada permainan ini dan selanjutnya membawa mereka terlibat secara permanen. 3. Selama interaksi dengan anak-anak, pelatih diminta untuk mempersiapkan lingkungan kondusif untuk belajar. Tekanan harus pada partisipasi penuh, dan perbaikan keterampilan individu dan mengasuh mereka dengan semangat tim yang baik. Peranan orang tua dan pengurus antara lain : 1. Untuk memastikan anak-anak menerima manfaat terbesar dari keterlibatan mereka dalam sepakbola, direkomendasikan adanya peraturan mengenai perilaku para orang tua dan pengurus pada saat pertandingan dan latihan harus diberlakukan. 2. Peraturan mengenai perlaku orang tua antara lain harus merefleksikan prinsip-prinsip berikut : mendorong para pemula yang berminat bermain sepakbola. Mendorong anak-anak mengembangkan keterampilan dasar dan hindari spesialisasi berlebihan di satu posisi selama tahun-tahun pembentukan. Jangan perlakukan anak seolah ia adalah miniatur dari orang dewasa. Jangan memarahi atau berteriak pada anak untuk mengambil keputusan-keputusan. Jangan pernah memberikan keberhasilan pribadi melebihi pentingnya tujuan pendidikan. Jangan menganggap keberhasilan tim hanya tergantung pada pelatih sendiri. Fokus pada usaha anak dan penampilannya dari pada hasil pertandingan. Ajarkan anak-anak tentang fair play, menerima kekalahan tanpa kekecewaan berlebihan. Mendorong anak-anak supaya selalu bermain sesuai aturan dan menghormati keputusan para ofisial dan pelatih. Tidak pernah para pemain, penonton dan ofisial boleh ditertawakan dan dilecehkan. Harus sabar. Beberapa anak memerlukan waktu lebih lama untuk berkembang dari pada yang lain. Ajari anak-anak untuk menghargai dan mengakui nilai dan pentingnya para pelatih, orang tua dan para ofisial. Ciptakan keseimbangan antara pendidikan dan pengembangan seorang pemain. Siapkan makanan yang bergizi dan pemeliharaan kesehatan yang benar. Kurikulum & pedoman dasar sepakbola indonesia, untuk usia dini (u5-u12), usia muda (u13-u20) & senior. Yang berisikan proses pembinaan sepakbola yang benar, dimana pada bab iii, berisikan kurikulum sesuai kelompok usia, termasuk untuk tingkat pemula dan tingkat dasar. Tingkat pemula (fun fase), - 5 sampai 8 tahun : pada kelompok usia ini, anak-anak belum memiliki kemampuan sama seperti orang dewasa untuk mengerti situasi. Mereka baru memahami dunia dengan pemahaman yang berpusat pada diri sendiri. Bagi anak-anak mengalami kebersamaan dan berhubungan dengan teman-temannya masih sangat berpengaruh. Juga pengertian pada perasaan atau pikiran orang lain sangat rendah, dalam rangka menolong anak-anak membangun pengalaman mereka sendiri, banyak latihan bersifat individu (misalnya setiap pemain memiliki bola masing-masing). Hal yang bersifat taktik dalam pertandingan disederhanakan dalam permainan di lapangan kecil (40 x 20 m) dengan sedikitnya pemain (4 v 4, dengan penjaga gawang 5 v 5). Waktu latihan akan juga menyoroti kelompokti pelatihan olahraga secara umum dan tidak melulu pelatihan sepakbola. Untuk kepentingan latihan dibagi tingkat pemula dalam 2 kelompok, yaitu kelompok 5-6 tahun dan kelompok 7-8 tahun. Tingkat dasar (fondasi), 9 sampai 12 tahun : pada tingkat ini susunan pelatihan (bukan materi latihan) sudah mirip dengan pemain lebih tua. Bagian terpenting latihan adalah bersifat teknis. Sangat baik dalam usia ini mengembangkan teknik dan pengertian akan taktik dasar. Kemampuan anak-anak untuk mengatasi masalah akan berkembang dengan pesat. Maka pemain harus mulai diajarkan taktik dasar juga tim, misalnya pada tingkat ini, pemain ada pada masa pra puber dan memiliki masalah keterbatasan fisik terutama pada kekuatan dan kelentukannya. Latihan fisik yang hanya sebatas kecepatan dengan bola, kelincahan (egality) dan koordinasi. Untuk kepentingan latihan dibagi tingkat dasar dalam dua kelompok, yaitu kelompok 9-10 tahun dan kelompok 11-12 tahun. Panduan berikutnya yaitu “kriteria latihan kelompok usia” berdasarkan c licence coaching award, bidang/departemen teknik pssi, tahun 1999. Dimana pada bab vi berisikan kriteria latihan kelompok usia, dibagi dalam beberapa fase, fase i untuk dibawah usia 8 tahun, fase ii 8-10 tahun (fase i belajar golden age) dan fase iii 10-12 tahun (fase ke ii dari masa belajar golden age). Fase i dibawah 8 tahun : penting sekali jumlah sentuhan sebanyaknya pada bola untuk tiap pemain, lapangan yang kecil, melatih individual skill supaya meningkat keterampilannya, menciptakan suasana gembira pada para pemain, sehingga mereka menikmati permainan sepakbola. Pengorganisasian persiapan latihan dan pertandingan dilakukan dilingkungan sendiri, kondisi fisiknya baru dimulai. Pertimbangan mengorganisir latihan : aktivitas sosial, persaudaraan, kerjasama ditonjolkan dalam kelompok ini. Tiap pemain dihargai sama, mendapat perlakuan individu yang sama dari pelatih. Tiap pemain mendapat kesempatan sama dalam mitra latih atau pertandingan. Kesenangan dan kegembiraan, keamanan kelompok dan percaya diri adalah elemen pokok yang menonjol. Tekanan untuk menang tak boleh ada pada kelompok usia ini. Anak-anak pada kelompok usia ini selalu ingin bergerak dan selalu ingin aktif dan terlibat. Latihan dasar harus dibuat bervariasi sehingga tidak membosankan. Pemain boleh juga belajar dari mencoba dan dari kesalahan. Fase ii 8-10 tahun : menyanjung-nyanjung pahlawan sepakbola, haus akan skill yang imajinatif, sifat petualangan yang memang menjadi tipe mental kelompok usia ini dan selalu ingin meniru dan mengikuti tim sukses. Sekolah adalah titik sentral dimana seorang anak yang sedang tumbuh menghabiskan sebagian besar waktunya. Sekolah sepakbola dan masuk perkumpulan sepakbola kemudian belajar dan bertanding sepakbola secara psikologis memberi motivasi kepada para pemain. Pada kelompok usia ini anak-anak sudah mempunyai mental dan koordinasi fisik yang baik, para pemain sudah secara psikologis dapat menerima pendapat dan dapat menguasai teknik dengan mudah dan meniru idola mereka sehingga meningkatkan kemampuan mereka meskipun hanya mempunyai waktu belajar sedikit. Fase iii 10-12 tahun : pemain usia dini yang berbakat pada usia ini membutuhkan suatu sekolah sepakbola atau perkumpulan sepakbola atau diklat untuk meningkatkan skill individunya dan memperkenalkan padanya suatu sepakbola yang kompetitif. Pada usia antara 6-12 tahun, skill sepakbola yang benar dipelajari sambil bermain/bertanding sepakbola dan dibarengi dengan program dan metoda serta rencana pendidikan sepakbola yang bertanggung jawab. Jadi dibentuk latihan yang disederhanakan dan pertandingan dijalankan sebagai alat untuk mengembangkan skill teknik dan pengertian dasar teknik. Bola harus jadi titik sentral dari aktivitas dengan banyak variasi dan kegembiraan. Sasarannya adalah untuk memperlihatkan kepada anak-anak ini. Banyaknya perubahan-perubahan situasi pertandingan yang terus menerus yang mereka harus mengerti dan menguasai dengan cara diberikan demonstrasi dan diberitahu mengapa mereka harus berbuat demikian. Pelatih yang telah berpengalaman melatih harus mampu melatih anak-anak secara metodik dan efektif tanpa menghilangkan antusiasme anak-anak tersebut. Prioritas harus diberikan kepada usaha-usaha yang langsung mendidik anak-anak, merangsang skill dan keperibadian anak-anak setiap hari. Selain panduan diatas yang lebih menitik beratkan pada latihan, panduan berikutnya adalah panduan yang menyangkut permainan atau pertandingan, yaitu peraturan permainan khusus pemain berusia 10 tahun 5 v 5 (satu tim 5 pemain) dan peraturan permainan khusus pemain berusia 12 tahun 7 v 7 (satu tim 7 pemain, yang diterbitkan pssi tahun 2002. Ketentuan terpenting didalam peraturan permainan ini adalah ukuran lapangan permainan 40 x 20 meter bagi usia 10 tahun, 70 x 50 meter bagi usia 12 tahun. Ukuran gawang 1.50/180 x 3/3.50 meter. Bola yang dipergunakan nomor 3 atau nomor 4 bagi usia 10 tahun dan bola nomor 4 bagi usia 12 tahun. Jumlah pemain setiap tim 5 orang termasuk penjaga gawang untuk usia 10 tahun dan jumlah pemain setiap tim 7 orang termasuk penjaga gawang untuk usia 12 tahun. Lamanya pertandingan untuk usia 10 tahun tidak lebih dari 2 x 20 menit, waktu istirahat diantara kedua babak 5 menit, dapat diberikan tambahan waktu yang hilang pada babak kedua, perpanjangan waktu untuk menentukan pemenang 2 x 5 menit setelah waktu istirahat 3 menit. Lamanya pertandingan untuk usia 12 tahun 2 x 20 menit atau maksimal 2 x 30 menit, waktu istirahat diantara kedua babak 5-10 menit, dapat diberikan tambahan waktu yang hilang pada babak kedua, perpanjangan waktu untuk menentukan pemenang 2 x 10 menit setelah waktu istirahat 5 menit. Tidak ada ofsaid baik bagi usia 10 tahun maupun 12 tahun.dll. Format dan sistem pertandingan didalam manual badan pembinaan dan pengembangan usia muda (bppum pssi), 2011. Khusus untuk usia 10, 11, 12 tahun. 1. Festival sepakbola u10 s/d 11 tahun: 1. Jumlah pemain 7 v 7 (12 pemain). 2. Ukuran lapangan 20 x 40 meter. 3. Ukuran bola nomor 3. 4. Format pertandingan : format i waktu permainan 1 x 15 menit. Pergantian pemain tidak ada.pada babak penyisihan pemain yang telah bermain pada pertandingan pertandingan pertama, pada pertandingan berikutnya harus digantikan 5 pemain cadangan ditambah 2 pemain yang telah bermain dipertandingan sebelumnya. Dst. Format ii waktu permainan 2 x 10 menit. Pergantian pemain pada saat istirahat dan dapat dilakukan sejumlah dilakukan sejumlah pemain cadangan sekaligus. 2. Festival sepakbola u12 : jumlah pemain 9 v 9 (15 pemain), ukuran lapangan 50 x 70 meter. Ukuran bola nomor 4. Format pertandingan : format i waktu permainan 1 x 20 menit. Pergantian pemain tidak ada. Pada babak penyisihan pemain yang telah bermain pada pertandingan pertama, harus digantikan oleh pemain yang telah bermain pada pertandingan sebelumnya. Format ii waktu permainan 2 x 15 menit. Pergantian pemain pada saat istirahat dapat dilakukan sejumlah pemain sekaligus. Selain panduan diatas berikut ini disampaikan juga mode pembinaan yang memadukan program pelatihan dan pertandingan yang bersifat perseoraangan maupun tim yang didesain oleh manajemen sport utama (msu) yang diberi sebutan campfestival sepakbola usia dini. Dan coaching clinic yang bertajuk festival pelatihan sepakbola usia dini (grassroots football festival) sebagaimana panduan fifa, serta tentang fair play. Campfestival sepakbola usia dini adalah sebuah mode pembinaan dengan memadukan program pelatihan dan pertandingan yang bersifat perseorangan maupun tim ssb yang ikut serta, didesain msu untuk membangun dasar teknik bermain sepakbola dengan baik dan benar. Dimana semua peserta berkumpul dengan berkemah disebuah tempat di kaki gunung selama empat hari, untuk mengikuti semua kegiatan pelatihan maupun pertandingan sebagaimana berikut ini. Pendekatan komprehensif semua kegiatannya merupakan bagian dari pembinaan pemain usia dini (u11 dan u12), bersifat komprehensif karena memadukan kegiatan pelatihan teknik dasar bermain sepakbola secara baik dan benar, dengan kegiatan pertandingan festival sepakbola berciri fun. Dengan memberikan keleluasaan bermain kepada setiap pemain untuk mengekspresikan dirinya masing-masing saat bermain sepakbola, mempraktekan semua hasil latihan yang pernah diterima dari pelatihnya masing-masing. Sehingga pelatih saat anak didiknya bermain sepakbola lebih berperan sebagai pembimbing dan mengarahkan agar pemainnya bisa tampil maksimal pada pertandingan yang diikuti tim asuhannya. Titik kulminasi pembinaan di akhir tahun waktu penyelenggaraan kegiatan campfestival sepakbola usia dini di akhir tahun atau pada bulan desember disetiap tahunnya, dimaksudkan sebagai kegiatan puncak pembinaan disepanjang tahun atau titik kulminasi pembinaan bagi pesepakbola usia dini ssb pesertanya. Dan untuk mengevaluasi penampilan pemain sejauh mana pencapaian hasil program latihan yang telah dilakukan di masing-masing ssb peserta disepanjang tahun. Dimana dalam pelaksanaannya juga dengan memadukan antara kegiatan bermain sepakbola bagi para pemain dengan liburan bersama keluarga di akhir tahun atau sambil menyongsong tahun baru. Membangun dasar teknik sepakbola, mengasah-meningkatkan skill pemain usia dini campfestival sepakbola usia dini didesain msu dengan konsep memadukan kegiatan pelatihan dan pertandingan, untuk membangun dasar teknik bermain sepakbola, melalui kegiatan yang bertemakan berkemah-bermain-belajar-berlatih-berlomba-bertanding, untuk mengasah dan meningkatkan skill pesepakbola ssb peserta, dengan sebuah ajakan kepada semua pihak yang peduli terhadap sepakbola di tanah air, mari bersama memajukan sepakbola usia dini indonesia. Seminar dan refreshing agar tujuan diselenggarakannya campfestival sepakbola usia dini dapat tercapai, maka satu bulan sebelumnya dilakukan terlebih dahulu seminar bagi manajer tim dan pelatih ssb peserta. Dengan tujuan untuk meningkatkan wawasan, pengetahuan serta kemampuan didalam menangani organisasi dan membina pemain usia dini. Undian grup dan pertemuan manajer seusai seminar-refreshing dilanjutkan dengan undian grup dan menetapkan jadwal pertandingan, kemudian diteruskan dengan pertemuan manajer untuk membahas peraturan khusus pertandingan dan hal-hal lain yang berkaitan dengan persiapan teknis penyelenggaraan dan memperkuat pemahaman atas penyelenggaraan kegiatan yang akan diikutinya. Skrining skrining pemain pada campfestival mengutamakan kejujuran semua pihak yang terlibat didalam kegiatan pertandingan kelompok usia. Skrining administrasi dan pemeriksaan fisik sebagaimana umum dilakukan, yang lolos skrining mendapatkan kartu identitas pemain peserta campfestival. Pertemuan teknik sebelum pertandingan dilakukan pertemuan teknik untuk menyamakan persepsi tentang semua hal yang ada kaitannya dengan pertandingan berdasarkan peraturan khusus pertandingan maupun tata tertib yang berlaku bagi peserta dan mengesahkan pemain sesuai hasil skrining yang dilakukan sebelumnya. Coaching clinic sebelum dilakukan pertandingan dilakukan terlebih dahulu dilakukan coaching clinic bagi para pemain, dengan tema gunakan kaki kiri dan kananmu saat bermain sepakbola, sentuh dengan kaki bagian dalam, luar dan atas (kura), serta membangun kultur sepakbola terencana, untuk membiasakan sebelum menerima bola dari kawannya ia sudah memiliki rencana kemana bola itu akan diteruskan, atau kepada kawan lain mana ia akan meneruskan bola. Pertandingan untuk pemain usia dini, 11- 12 tahun bisa dilakukan pertandingan 7 lawan 7 atau 9 lawan 9. Dengan sistim pertandingan setengah kompetisi. Ssb peserta dapat dibagi dalam grup-grup sesuai jumlah peserta, 16 atau 32 ssb dan skema pertandingan yang sesuai jumlah grup. Dalam durasi waktu pertandingan 2 x 20 atau 2 x 30 menit sebagaimana ketentuan peraturan permainan khusus untuk pemain berusia 10 dan 12 tahun dan dikombinasikan dengan ketentuan manual bppum pssi, seperti tentang penggantian pemain yang mengharuskan semua pemain yang terdaftar harus turun bermain. Pada campfestival tidak ada istilah juara tetapi tim terbaik. Kontes dan lomba sebelum pertandingan atau dapat dilakukan disela-sela waktu jadwal pertandingan, dilakukan kontes keterampilan teknik dasar sepakbola dan kontes manimang-nimang bola, kemudian lomba 1 lawan 1, 2 lawan 2 dan 3 lawan 3. Dengan tujuan untuk mengasah dan meningkatkan keterampilan teknik bermain sepakbola. Khusus lomba 1 lawan 1 untuk meningkatkan kemampuan menggiring bola melewati lawan bermain. Lomba 2 lawan 2 dan lomba 3 lawan 3 disamping untuk meningkatkan kemampuan menggiring bola melewati lawan bermain juga untuk meningkatkan kemampuan kerjasama 1-2 sentuhan dengan kawan satu tim untuk melewati lawan bermain. Dengan ketentuan semua peserta lomba diharuskan menggunakan kaki kiri dan kanan, menggunakan kaki bagian dalam, luar dan atas (kura). Kampanye fair play dan kartu hijau selama berlangsungnya campfestival dilakukan kampanye fair play dengan tujuan agar para pemain sejak usia dini sudah diperkenalkan tentang bermain fair play disetiap kali bertanding, menghormati (respek) terhadap lawan bertanding, menghormati peraturan permainan atau peraturan pertandingan, menghormati (taat) terhadap keputusan wasit. Untuk menumbuhkan sikap bermain untuk menang tapi dengan cara sportif, juga agar setiap pemain memiliki karakter bermain sepakbola dengan baik dan benar. Petunjuk, tata tertib dan skenario coaching clinic, kontes, lomba untuk semua kegiatan pelatihan dalam campfestival sepakbola usia dini, disiapkan panduan teknis berupa petunjuk, tata tertib dan skenario coaching clinic, kontes dan lomba yang akan diikuti oleh pemain ssb peserta. Khusus untuk coaching clinic semua pelatih yang menangani tim ssb peserta bertindak sebagai pemandu latihan atau pelatih pendidik, dengan ketentuan saling bertukar memandu latihan diantara ssb peserta, jadi setiap pemain ssb yang satu dipandu oleh pelatih dari ssb lain. Peraturan khusus pertandingan peraturan khusus pertandingan adalah sebuah peraturan yang disusun khusus untuk mengatur sebuah rangkaian pertandingan dalam hal ini pertandingan campfestival sepakbola usia dini, disusun dengan memperhatikan masukan-masukan dari ssb peserta, sebagai perwujudan kepedulian dan tanggung jawab bersama terhadap pembinaan sepakbola usia dini, dimana untuk memelihara keamanan dan ketertiban agar penyelenggaraan pertandingan dapat berjalan dengan baik, tertib, aman serta lancar, maka semua manajer tim bertindak sebagai penanggung jawab keamanan dari rombongan ssb nya masing-masing. Petunjuk, tata tertib mengikuti campfestival sepakbola usia dini untuk membangun kebersamaan, memberikan kenyamanan dan ketertiban bagi semua elemen yang terlibat dalam perhelatan campfestival sepakbola usia dini dan selama berada di bumi perkemahan, dengan memperhatikan pula masukan-masukan ssb peserta. Formulir komentar pelatih disetiap selesai pertandingan, mulai pertandingan babak pertama sampai babak final campfestival sepakbola usia dini, para pelatih ssb peserta diminta mengisi formulir komentar pelatih, untuk mengomentari penampilan tim ssbnya sendiri maupun penampilan ssb lawannya. Komentar pelatih dan diskusi pelatih merupakan bahan penyusunan laporan teknik (technical report). Diskusi pelatih dan pemutaran film diskusi pelatih untuk membahas isian formulir komentar pelatih dan pemutaran film latihan teknik dasar bermain sepakbola bagi pelatih maupun pemain, dilakukan malam hari, untuk meningkatkan pengetahuan tentang berbagai teknik dasar bermain sepakbola. Kuiz disela-sela kegiatan campfestival sepakbola usia dini, diedarkan formulir kuiz yang diperuntukan bagi pemain ssb peserta dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan dasar tentang sepakbola yang dimiliki oleh pemain ssb peserta. Formulir komentara peserta seusai penyelenggaraan campfestival sepakbola usia dini, para manajer tim ssb peserta diminta untuk mengisi formulir komentar peserta, seperti tentang kekurangan yang ada selama kegiatan berlangsung. Dengan demikian penyelenggara bisa mengetahui segala kekurangan yang dirasakan dan dialami para ssb peserta, sehingga akan menjadi bahan perbaikan untuk penyelenggaraan campfestival berikutnya. Kehidupan berkemah dan bazar menjalani kehidupan sederhana menyenangkan selama empat hari, menikmati suasana kebersaamaan diantara peserta yang berasal dari berbagai daerah, dengan panorama indah daerah pegunungan, udara sejuk, bersih jauh dari polusi maupun kebisingan, belum lagi bisa menambah hb bagi pemain peserta. Walau berkemah jauh dari keramain tapi memiliki fasilitas bazar yang bisa menyediakan kebutuhan makanan dan minuman sehari-hari untuk 800-1600 orang yang terlibat dalam perhelatan, pemain, ofisial tim, keluarga pemain, pengurus ssb, ofisial pertandingan, petugas dan penyelenggara pertandingan. Persiapan mengikuti berbagai kegiatan di tahun berikutnya dengan mengikuti kegiatan pelatihan maupun pertandingan campfestival sepakbola usia dini yang dilakukan di penghujung tahun, diharapkan menjadikan bekal semua peserta perseorangan dan tim ssb dalam mempersiapkan diri mengikuti berbagai kegiatan seleksi, pelatihan, pertandingan bagi pemain atau tim ssb yang diikuti tahun berikutnya supaya hasilnya lebih baik dari kegiatan tahun sebelumnya. Festival pelatihan sepakbola usia dini (grassroots football festival) landasan, filosofi sepakbola usia dini (philosphy of grassroots football), sebagaimana disampaikan pada halaman 5-6 diatas tentang fifa grassroots. Festival pelatihan sepakbola usia dini : peraturan permainan, perlengkapan, teknik dasar dan pelatih pendidik. Tentang peraturan permainan : bermain di lahan terbatas (small side game), dengan ukuran lapangan : 4 lawan 4 > 12 x 20 m (15 x 25 m); 5 lawan 5 > 20 x 20 m (25 x 35 m); 7 lawan 7 > 30 x 45 m (35 x 50); 9 lawan 9 > 45 x 60 m (50 x 67m). Format mitra tanding : 6-8 tahun > 4 lawan 4 tanpa penjaga gawang > 12 x 20 m >> 4 lawan 4 dengan penjaga gawang (3 + 1)> 15 x 25 m >> 5 lawan 5 > 20 x 30/25 x 35 m. 8-10 tahun > 4 lawan 4 tanpa penjaga gawang > 12 x 20 m >> 4 lawan 4 dengan penjaga gawang (3 + 1) > 15 x 25 m >> 5 lawan 5 > 20 x 30 m/25 x 35 m >> 7 lawan 7 > 20 x 45 m/35 x 50 m. 10-12 tahun > 4 lawan 4 tanpa penjaga gawang > 12 x 20 m >> 4 lawan 4 dengan penjaga gawang (3 + 1) > 15 x 25 m >> 4 lawan 4 dengan penjaga gawang (3 + 1) 15 x 25 m >> 5 lawan 5> 20 x 30/25 x 35 m >> 7 lawan 7 > 20 x 45 m/35 x 50 m >> 9 lawan 9 > 45 x 60m/50 x 67 m. Model mitra tanding : 3 tim 2 putaran >> putaran 1 >> np. 1 : a - b > np. 2 : c - a > np.3 : b - c. Putaran 2 >> np. 4 : b - a > np. 5 : a - c > np. 6 : c - b. >> 4 pertandingan setiap tim. 4 tim 1 putaran >> np. 1 : a - b > np.2 : c - d > np3. : b - c > np. 4 : d - a > np. 5 : b - d > np, 6 : a - c. >> 3 pertandingan setiap tim. Perlengkapan : tiang gawang : 3 x 2 m >> bola : 6 - 10 tahun > ukuran no. 3 atau no. 4, maksimum 290 gram. > 11 - 12 tahun > ukuran nomor 4. Garis lapangan : menggunakan garis tengah dan garis penalti, untuk mitra tanding 5 lawan 5, 7 lawan 7, 9 lawan 9. >> tanpa menggunakan garis penalti untuk pertandingan 4 lawan 4. Tentang teknik dasar : kontrol bola menggunakan dada, diteruskan dengan mengumpan bola. > kontrol bola menggunakan kaki bagian depan, diteruskan dengan mengumpan bola. > kontrol bola menggunakan kaki bagian dalam, diteruskan dengan mengumpan bola. > kontrol bola menggunakan paha, diteruskan dengan mengumpan bola. > kontrol bola menggunakan kaki bagian bawah, diteruskan dengan mengumpan bola. > menimang-nimang bola. > mengumpan bola, menggunakan kaki bagian dalam. > menggiring bola, menggunakan kaki bagian dalam, lurus, berkelok. > menendang bola ke arah gawang, menggunakan kaki bagian dalam. > tendangan voli ke arah gawang. Pelatih pendidik (coach educator) memberikan perhatian pada elemen permainan dan mengorganisir banyak bermain di lahan terbatas (small side games/small matches). > bertanggung jawab atas keselamatan dan memberikan pertolongan pada kesempatan pertama. > pendekatan terhadap semua aspek latihan. > menyediakan sepenuh waktu ketika melaksanakan tugas melatih. > mengingatkan apa yang harus dilakukan pesepakbola usia dini dengan orang tua di lingkungan sekolah sepakbola. > melakukan aktivitas untuk memberikan instruksi dan latihan bagi pesepakbola usia dini. > memberikan instruksi dengan melakukan adaptasi dengan pesepakbola usia dini disetiap jenjang. > mendengarkan pendapat pesepakbola usia dini. > membimbing pesepakbola usia dini dengan cara memperagakan teknik dasar bermain sepakbola sebagai model contoh. > membantu pesepakbola usia dini agar tumbuh secara alami. Pelaksanaan festival pelatihan : dapat dilaksanakan sehari. Durasi waktu 4 jam atau 5 jam bila pesertanya banyak (waktu mitra tanding yang lebih panjang karena bergiliran tempat). Menggunakan 2 lapangan tempat pelatihan dengan membagi 2 lapangan ukuran untuk orang dewasa, menjadi lapangan untuk ukuran anak-anak 10 dan 12 tahun. Mulai pukul 06.00 s/d 10.00/11.00. Jadwal kegiatan : 06.00 – 06.30 : registrasi peserta. 06.30 – 07.00 : persiapan, pembukaan. 07.00 – 08.30 : pelatihan. 08.30 – 09.00 : mitra tanding (fun games). (s/d 10.00) : (bila banyak pesertanya). 09.30 – 10.00 : penutupan, pemberian sertifikat. Bertempat di stadion sepakbola yang memiliki tribun. Ketentuan, setiap peserta membawa bola sendiri, menggunakan sepatu bola dan menggunakan kaos seragam festival pelatihan. Fifa fair play sejak piala dunia tahun 1990 di italia, fifa sudah sangat gencar mempropagandakan fair play, dimana logo secara resmi fair play yang dikenal dengan slogan “my game is fair play” diumumkan pada tahun 1993. Di piala dunia tahun 1994 di as, fifa bahkan mengumumkan, segala tindakan tidak fair play akan mendapat hukuman keras, lewat sanksi yang dijatuhkan komisi disiplin. Sejak saat itu, setiap peserta piala dunia, dari kelompok usia hingga senior, diminta untuk menanda tangani “deklarasi fair play.” Kode etik fair play fifa kode etik fair play telah dibuat fifa agar kehidupan olahraga sepakbola senantiasa dilandasi moral dan etika. Seluruh insan sepakbola di indonesia diwajibkan untuk mematuhi 10 aturan yang disebut “golden rule” atau “aturan emas,” yakni : 1. Main untuk menang : dilarang ada tim yang merencanakan untuk kalah sebelum bertanding, karena hal itu melanggar kaidah-kaidah yang paling tinggi di pertandingan olahraga, yakni meraih kemenangan. 2. Bermain dengan jujur dan adil : baik buruknya nila sebuah pertandingan, ditentukan seberapa besar nilai sportivitas yang ada di dalamnya . 3. Mentaati aturan pertandingan : tanpa ada aturan yang jelas, tentu akan timbul kekacauan. Aturan di sepakbola, sangat sederhana dan mudah dipelajari. 4. Menghormati tim lawan, rekan satu tim, wasit, ofisial, pengawas pertandingan dan penonton : fair play berarti respek. Sebab tanpa ada tim lawan, tentu saja tidak ada pertandingan. Kedua tim harus memiliki hak sama, termasuk hak untuk dihargai atau dihormati. Semua pemain di dalam tim harus diperlakukan setara. 5. Menerima kekalahan dengan jiwa besar : belajarlah menerima kekalahaan dengan jiwa besar. Jangan mencari kambing hitam atas kekalahan itu, sebab alasan sejati dari sebuah kekalahan adalah bahwa tim lawan lebih tangguh. 6. Aktif ikut mempromosikan sepakbola : segenap insan sepakbola diwajibkan ikut mempromosikan sepakbola dari sisi positif, hingga citra dan reputasi olahraga ini terus terjaga dengan baik. Citra yang baik akan mendorong percepatan majunya prestasi sepakbola disuatu negara. 7. Tolak suap dan korupsi, narkoba atau doping, rasisme, tindak kekerasan dan hal-hal berbahaya lainnya yang bisa merusak sepakbola : narkoba memang tidak pernah memiliki tempat di sepakbola, atau olahraga manapun di lingkungan kita. Demikian pula dengan rasisme. Tolak dengan tegas tindak kekerasan dalam bentuk apapun di sepakbola, termasuk dari pendukung (penonton). Sepakbola adalah olahraga dan olahraga adalah damai! 8. Bantu orang lain agar kuat menghadapi godaan untuk melakukan korupsi atau suap : berikan kekuatan moril agar orang berani menolak ajakan melakukan korupsi atau suap. Selalu ingatkan komitmennya terhadap rekan satu tim, atau kepada pertandingan itu sendiri. Sebuah solidaritas yang kuat, ibarat pertahanan tangguh dalam pertandingan sepakbola. 9. Umumkan siapapun yang merusak sepakbola : jangan ragu untuk mengumumkan orang-orang yang kita yakini telah melakukan berbagai tindakan curang. Lebih mengekspos dan mengenyahkan mereka, daripada membiarkan mereka semakin menimbulkan kerusakan besar hingga kian merusak citra sepakbola. 10. Memberikan penghargaan kepada insan sepakbola yang berhasil mempertahankan reputasi bagus sepakbola : reputasi baik sepakbola bisa terus bertahan berkat sikap atau tindakan orang yang mencintai olahraga ini, yang menjunjung tinggi kejujuran dan keadilan. Kepada orang yang melakukan tindakan fair play luar biasa, layak mendapat penghargaan khusus. Mereka dihargai agar menjadi teladan bagi siapapun. Diharapkan semua orang akan menirunya, dan juga akan menjadi promosi yang bagus buat sepakbola itu sendiri. Penutup setelah menjelajah berbagai panduan tentang cara menangani pembinaan pemain usia dini, mulai dari yang menyangkut tentang filosofis, pelatihan, pertandingan, perpaduan pelatihan dan pertandingan, sampai tentang fair play, yang bersumber dari fifa, afc, pssi dan msu. Tentunya dapat menambah pengetahuan tentang cara membina pemain usia dini, melalui pengetahuan yang didapat dari panduan tersebut sehingga akan dapat meningkatkan lagi cara menangani pembinaan pesepakbola cilik. Walau mengenai pengelompokan usia pemain memang ada perbedaan, ada yang mulai dari usia 5 dan 6 tahun, usia tertua ada yang sampai 12 dan 13 tahun, itu bisa dilakuan pengaturan tersendiri. Tetapi panduan fifa mengenai pengelompokan pemain usia dini (grassroots), usia 6 tahun sampai usia 12 tahun, ini yang kita ikuti bila melakukan kegiatan sepakbola usia dini atau grassroots. Setelah menerima pengetahuan diatas bukan berarti kita berhenti belajar sampai disitu, karena ini baru mengantarkan ke “pintu gerbang pengetahuan,” mengingat yang disampaikan baru prinsip-prinsipnya saja, jadi setelah usai mengikuti pembelajaran, “diseberang jembatan emas” itulah kita melanjutkan penjelajahan, atau berburu untuk menggali pengetahuan untuk mempelajari seutuhnya dari sumber masing-masing panduan. Sebagai contoh misalnya dalam silabus kurikulum dan materi kursus pelatih lisensi d, yang merupakan panduan utama para pelatih pemain usia dini, banyak hal yang harus diperdalam. Seperti misalnya “komunikasi yang efektif bagi pelatih.” Apakah para pelatih sama baiknya ketika menerima pesan dengan menyampaikan pesan?, dan apakah ia sudah memperdalam pengetahuan tentang mendengar lawan bicara?. Kemudian apakah ketika melatih teknik dan skill, “passing dan support,” apakah sudah keduanya dilatihkan atau baru melatihkan passing saja tanpa melatihkan support?. Kemudian juga ketika melatih taktik, “latihan taktik bertahan dan latihan taktik menyerang,” apakah sudah melengkapinya dengan latihan transisi? Berbeda dengan panduan-panduan diatas yang umumnya disampaikan prinsip-prinsipnya saja, tetapi yang menyangkut tentang campfestival sepakbola usia dini dan festival pelatihan sepakbola usia dini yang disampaikan bukan saja prinsip-prinsipnya, tetapi sudah merupakan garis besarnya yang dapat dijadikan panduan untuk melaksanakan kegiatan seperti itu. Bila panduan itu semua sudah bisa dikuasai dengan baik, hal itu akan membuat kita bisa bekerja dengan sistimatis, terarah, meningkatkan bobot latihan dan cara menangani pemain sepakbola usia dini, semua program kegiatan pembinaan terintegrasi, terpadu, didukung pusat data pemain yang dikelola badan otoritas sepakbola nasional, itu semua bisa dijadikan modal “membangun fondasi pembinaan sepakbola usia dini yang lebih kokoh untuk mempersiapkan masa depan sepakbola indonesia.” Cimahi, 11 agustus 2012. Penyaji : m. Achwani. Sumber pustaka : 1. Fifa grassroots, 2012. 2. Vision asia- vision indonesia, 2008. 3. Peraturan organisasi pssi nomor : 02/po-pssi/2012 tentang kompetisi, 2012. 4. Silabus kurikulum dan materi kursus pelatih lesensi d, 2009. 5. C licence coaching award, bidang/departemen teknik pssi, 1999. 6. Peraturan permainan khusus pemain berusia 10 tahun, 5 v 5 (satu tim 5 pemain), pssi, 2002. 7. Peraturan permainan khusus pemain berusia 12 tahun, 7 v 7 (satu tim 7 pemain, pssi, 2002, 8. Manual bppum pssi, 2011. 9. Kurikulum & pedoman dasar sepakbola indonesia, 2012. 10. Tentang campfestival sepakbola usia dini, 2012. 11. Festival pelatihan sepakbola usia dini (grassroots football festival), 2012. 12. Fifa fair play, pssi, 2003.
Create : Coach RK